Berdasarkan hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya Dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sangat sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh duduk perkara alasannya sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang oknum biang dilema.
Dalam buknya, ”Dajjal-the Anti-Christ”, Ahmad Thomson beropini bahwa dunia yang kita jalani ketika ini berupa sebuah Sistem Dajjal di mana segenap lini kehidupan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal dan bertentangan secara diameteral dengan Sistem Kenabian yang berlandaskan nilai-nilai Rabbani. Ia lalu menulis ”...kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya ketika kemunculan si Dajjal sudah sangat akrab. Alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, adalah sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa pribadi dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”
Mengingat bahwa Dajjal merupakan puncak fitnah berarti berbagai fitnah yang mendahului kemunculannya tentu berkaitan akrab dengan fihak yang memang menanti atau menyambut kedatangannya. Dan siapakah fihak yang paling banyak menebar fitnah sepanjang sejarah? Perhatikanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aala di bawah ini:
“Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang menciptakan kerusakan.” (QS Al-Maaidah 64)
Ayat di atas berbicara mengenai bangsa Yahudi. Suatu bangsa yang digambarkan Allah suka menyalakan api peperangan. Mereka merupakan ”pemeran intelektual” di balik aneka macam peperangan besar dan kekacauan sepanjang zaman. Mereka merupakan biang provokasi di aneka macam penggalan bumi, baik di zaman dahulu maupun zaman moderen. Sebagaimana mereka pula pihak di belakang upaya pembunuhan banyak Nabiyullah ’alihimus salaam. Sebagian berhasil dan sebagiannya gagal. Di antara yang gagal adalah upaya pembunuhan Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan Nabiyullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh insan berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan alam baka, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.” (QS Ali Imran 21-22)
Catatan hitam sejarah kejahatan dan fasad kaum Yahudi mengakibatkan mereka pantas menjadi pihak yang paling menanti dan menyambut kedatangan Dajjal. Sehingga wajarlah bilamana Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam menginformasikan kepada kita bahwa pada saat kemunculan Dajjal untuk menebar puncak fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka kumpulan manusia yang bakal menjadi pendukung utamanya ialah bangsa Yahudi. Bahkan mereka akan menjadi prajurit-prajurit utama pasukan Dajjal.
“Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama 70.000 orang yahudi yang mengenakan topi.” (Ahmad 26/412)
Dan mengingat bahwa umat Islam merupakan pihak yang senantiasa berjuang menegakkan kebenaran ma’ruf dan mencegah kebatilan munkar, maka pantas bilamana Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa kedua entitas ini bakal berhadapan vis a vis. Satu pihak dipimpin oleh Al-Mahdi bersama Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan satu pihak dipimpin oleh Dajjal. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa peristiwa berperangnya kedua pihak ahlul-haq versus ahlul-bathil ini menjadi salah satu syarat atau tanda penting sebelum tibanya hari Kiamat kelak.
Dari Abu Hurairah, bahu-membahu Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu & pohon kemudian batu atau pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah beliau,” kecuali ghorqod alasannya ia sungguh termasuk pohon orang Yahudi.” (Muslim 4/140)
Maka saudaraku, sudah tiba masanya kita umat Islam berkemas-kemas menghadapi hari bertemunya dua pasukan tersebut. Hendaknya kita menyadari bahwa boleh jadi kemunculan puncak fitnah, ialah Dajjal, sudah sangat bersahabat. Di antara indikasinya Allah menunjukkan keleluasaan bagi kaum Yahudi, cikal bakal pasukan Dajjal, untuk merajalela di muka bumi remaja ini.
Belum pernah Allah izinkan mereka selama berpuluh abad memiliki tatanan negara kecuali belakangan ini. Belum pernah dunia mengalami penetrasi bahkan penaklukan oleh Yahudi sedahsyat mirip di zaman kita sekarang ini. Maka pantaslah kalau sebagian umat Islam gembira dan merasa tidak bersalah berkawan bahkan mengakibatkan kaum Yahudi sebagai pimpinan atas diri mereka. Yahudi sengaja mengaburkan berita bekerjsama soal Dajjal dari pemahaman umat Islam.
Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Dajjal tidak akan muncul sehingga insan melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 34/3)
Oleh: Ustadz Ihsan Tanjung
(www.bolejadikiamatsudahdekat.com)
(www.muslimdaily.net)
Baca Juga:
Sumber: /search?q=pasukan-utama-dajjal-penyebar-api
Komentar
Posting Komentar